Jurpala Indonesia Siap Bersinergi dengan DLH Bekasi: Dukung Penanaman Pohon Buah di Lahan Kritis
Jurpala Indonesia Siap Bersinergi dengan DLH Bekasi: Dukung Penanaman Pohon Buah di Lahan Kritis
Penahitam.com // Kabupaten Bekasi – Jurnalis Pencinta Alam dan Peduli Bencana (Jurpala) Indonesia menyatakan komitmennya untuk bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi dalam upaya memulihkan lahan kritis yang mencapai lebih dari 14.000 hektare. Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan strategis di kantor DLH, Selasa (9/12/2025), yang menghadirkan 12 aktivis lingkungan.
Pertemuan tersebut menjadi momen penting setelah lebih dari tiga tahun tidak adanya diskusi formal antara DLH dan para penggiat lingkungan. Salah satu fokus utama pembahasan adalah lahan kritis di tiga zona prioritas: Bojongmangu, Cibarusah, dan Setu, serta wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdampak pembongkaran bangunan liar.
Ketua umum Jurpala Indonesia, Gilang Bayu Nugraha, menegaskan bahwa Jurpala siap mendukung penuh program penanaman pohon buah yang dirancang DLH sebagai langkah rehabilitasi lahan kritis.
Menurutnya, pohon buah tidak hanya berfungsi memperkuat tutupan hijau, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Tahun lalu Jurpala sudah menanam pohon klengkeng di Kelurahan Sertajaya. Hasilnya bukan hanya pemulihan lingkungan, tapi juga memberi nilai ekonomi bagi warga. Karena itu, kami sangat mendukung penanaman pohon buah di lahan kritis,” ujar Gilang.
Meski mendukung program DLH, Jurpala tetap memberikan catatan penting terkait tata kelola lahan. Sofyan menegaskan bahwa kegiatan penanaman harus didukung oleh kejelasan status lahan agar para penggiat lingkungan tidak mengalami risiko hukum saat bergerak di lapangan.
“Sinergi harus dibangun di atas kepastian. Pemerintah perlu menetapkan hak pengelolaan lahan, terutama lahan tidur, agar kegiatan penanaman berjalan lancar dan tidak menimbulkan persoalan hukum,” tegasnya.
Perlu Resapan Air dan Gerakan Pendidikan Lingkungan
Jurpala juga menilai bahwa pemulihan lahan kritis tidak cukup hanya mengandalkan penanaman pohon. Wilayah tersebut perlu dilengkapi dengan resapan air, penguatan konservasi di DAS, serta edukasi berkelanjutan.
Gilang mendorong DLH menggandeng Dinas Pendidikan untuk menggerakkan sekolah-sekolah agar terlibat dalam agenda peduli lingkungan.
“Lingkungan hidup tidak bisa dipulihkan hanya oleh satu pihak. Dunia pendidikan harus dilibatkan untuk membangun budaya sadar lingkungan,” ujarnya.
Kepala DLH Kabupaten Bekasi, Doni Sirait, mengapresiasi komitmen Jurpala dan menegaskan bahwa DLH memang membutuhkan sinergi dengan penggiat lingkungan untuk menghadapi kerusakan lahan yang semakin parah.
Ia juga mengakui bahwa efisiensi anggaran yang membuat pagu DLH turun menjadi Rp 15 miliar menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan program rehabilitasi.
“Kami sangat terbuka dengan masukan Jurpala dan siap bersinergi. Penanganan lahan kritis tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri,” kata Doni.
DLH menegaskan akan segera melakukan pemetaan ulang lahan kritis dan mengundang perusahaan untuk ikut mendukung program penanaman pohon buah sebagai bagian dari kolaborasi multipihak.
Sementara itu, Jurpala Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus menjadi mitra aktif yang mendorong, mengawasi, sekaligus terlibat langsung dalam aksi pemulihan lingkungan.
“Sinergi antara pemerintah, penggiat lingkungan, masyarakat, dan dunia usaha adalah kunci keberhasilan pemulihan lahan kritis di Bekasi,” tutup Gilang.
Redaksi Penahitam.com
