Gema Ramadhan, Masjid Al-Ghufron Pasirsari Sediakan Ratusan Aneka Takjil Untuk Berbuka Puasa

0

Penahitam.com // Kabupaten Bekasi – Setiap datang bulan suci Ramadhan, selalu ada tradisi unik, salah satunya berburu takjil, Di tahun 2024 yang lalu, Umat muslim di Indonesia, sempat viral dan terkenal di dunia internasional, karena Tradisi berburu takjil dengan non muslim. Ratusan jenis takjil, kini menjadi pelengkap berbuka puasa bagi umat muslim di Indonesia, Keunikan tersebut juga bisa di lihat di Masjid Al-Ghufron, yang berada di Desa Pasirsari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Setiap sore menjelang Maghrib, ratusan aneka takjil di sediakan gratis oleh panitia masjid, mulai dari aneka jenis minuman, Kue, Lontong, juga ada berbagai Gorengan yang sudah di kemas rapih, untuk di konsumsi seluruh jama’ah dan masyarakat saat berbuka puasa.

Ketua Panitia, H. I Indra Fauzi yang akrab di panggil H. Moris menjelaskan, kegiatan Pembagian Takjil sudah menjadi rutinitas seluruh warga sekitar Masjid Al-Ghufron. Dan selama bulan suci Ramadhan, para warga dengan sukacita memberikan aneka takjil ke Masjid.

” Jadi, selain dari Panitia Masjid, takjil ini juga dari warga sekitar Masjid, mereka memberikan bermacam-macam jenis takjil, Ada Es, Kolak, Lontong dan Aneka Gorengan, jujur, saya sangat terharu melihat antusias warga yang begitu semangat berbagi takjil, dan insyaallah kegiatan ini akan terus ada selama bulan Ramadhan, seperti tahun-tahun sebelumnya. ” Ujar H Moris yang juga sebagai pembina Jurpala ( jurnalis pecinta alam dan peduli bencana ) Indonesia.

Beliau juga menambahkan, Dalam kegiatan Berbagi Takjil, ada 18 Tim Panitia yang bertugas di Masjid Al-Ghufron,Yaitu Ketua DKM H. Ali Fikri, H. Enda Juanda Serta H. Dawon, dan dari setiap Tim, ada 6 hingga 8 orang, yang secara bergantian setiap harinya mengurus pembagian takjil gratis.

Definisi kata Takjil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil didefinisikan sebagai “mempercepat dalam berbuka puasa”. Jadi, esensi dari takjil bukanlah makanannya, melainkan tindakan mempercepat berbuka puasa itu sendiri. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umat Muslim untuk tidak menunda-nunda berbuka ketika adzan Maghrib berkumandang.

Meski demikian, seiring waktu istilah takjil di Indonesia mengalami pergeseran makna. Kini, takjil lebih sering diartikan sebagai makanan ringan yang dikonsumsi untuk membatalkan puasa. Pergeseran makna ini menunjukkan bagaimana bahasa dapat berkembang sesuai dengan kebiasaan dan budaya masyarakat.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *